Dalam
bahasa sehari-hari, perkataan “logika” dan
“logis”
menunjuk padacara berpikir atau cara hidup atau sikap hidup tertentu,yakni yang
masuk akal, yang “reasonable”,
yang wajar, yang beralasan atau berargumen,yangada rasionya atau hubungan
rasionalnya, yang dapat dimengerti (walaupun belum tentu disetujui
benar atau salah).Yang dimaksud dengan “disiplin” disini
adalah “disiplin
ilmiah”,
yakni kegiatan intelektual yang dipelajariuntuk memperoleh
pengetahuan dan pemahaman dalam bidang
tertentusecara sistematik-rasional terargumentasi dan terorganisasi yang terikat atau
tunduk pada aturan-aturan prosedur (metode) tertentu.Istilah “logika”
berasal dari kata sifat “logike”
dalam bahasa Yunani. Katabendanya adalah “logos”
yang berar ti perkataan sebagai manifestasi pikiranmanusia. A.A.Luce
(Logic, 1975:1) mengatakan bahwa “logos” berarti
Wacana(discourse). Jadi,”pikiran”
dan “kata”
mempunyai hubungan erat, artinyabahwa bahasa berkaitan erat
dengan pikiran. Cara orang
berbahasamencerminkan caranya berpikir
dan jalan pikirannya.Jadi, secara etimologikal, logika berarti ilmu
atau disiplin ilmiah yangmempelajari (jalan) pikiran yang dinyatakan atau
diungkapkan dalambahas.
Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam
matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan
memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika
dipelajari metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk
membedakan cara berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga
dapat membantu menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi,
dalam ilmu logika hanya mempelajari atau memperhatikan kebenaran dan kesalahan
dari penalaran, dan penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih.
James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis
dan geometri. Namun pembagian yang jelas amatlah sukar untuk dibuat, sebab
cabang-cabang itu semakin bercampur. Adanya pendapat yang mengatakan bahwa
matematika itu timbul karena
pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang
terbagi menjadi 4 wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometrid an
analisis.
Johnson dan Rising (1972) berpendapat bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan
cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa
bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Reys dkk (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang
pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa,
dan suatu alat.
Kemudian Kline (1973) mengemukakan bahwa matematika itu bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dam
menguasai permasalahan social, ekonomi, dan alam.Masih banyak lagi
defenisi-defenisi tentang matematika tetapi tidak satupun perumusan yang dapat
diterima umum atau sekurang-kurangnya dapat diterima dari berbagai sudut
pandang.
0 komentar:
Posting Komentar